Pendakian Gunung Gede - pangrango via Cibodas

Gunung Gede - Pangrango biasa org menyebutnya, terletak di Provinsi Jawa Barat, tepatnya di antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi.

mungkin cuman itu yang saya tahu tentang gunung ini hehe...

Ini pengalaman pertama saya mendaki gunung, jujur dari dulu kepengen tapi nyari cara dan jalannya masih belum ketemu mungkin belum jodohnya kali .

berawal dari saya masuk kerja di tempat yang baru dan kenal dengan orang-orang baru tentunya, dan di tempat itu juga akhirnya Allah S.W.T memberikan jalan dan caranya agar saya bisa juga menggapai impian saya yang dari dulu terngiang dibenak pikiran saya #LEBAY.

Oke Serius, memang itu jalan yang terbaik yang diberikan kepada saya .

Diawali dari obrolan-obrolan kecil di waktu istirahat akhirnya ketemu tema JENGJENGG......

"MENDAKI GUNUNG" yupz dari situlah mulai saya dan temen saya yaitu Tio Pernandes merencanakan untuk mendaki gunung tentunya yang deket dulu yaitu Gunung Gede Pangrango.

Dan setelah merancang strategi kurang lebih satu minggu akhirnya tiba juga waktunya, saya ikut gabung dengan teman kampusnya Tio.

karena rumah saya jauh sendiri yaitu di pedaleman (kalo kata temen) saya putusin jalan ke meeting point tepat setelah pulang kerja, tiba di meeting point tepat jam 21.00 wib. prepare, ngobrol-ngobrol kecil, kenalan dan yang lainnya kita habisnya 2 jam, di jam 23.00 akhirnya kita siap untuk OTW (singkatan kekinian yg tidak lekang oleh waktu).

meeting point di kampusnya temen saya di Bogor yah tidak terlalu terkenal sih ampe saya aja lupa nama kampusnya tuh apa hehehe piss....

lanjut carter angkot langsung ke Cibodas itu merupakan salah satu pintu masuk untuk para pendaki Gn Gede Pangrango, yang saya denger ada 2 lagi yaitu lewat Gn.Putri dan Salatiga.

kami pilih jalur Cibodas karena lebih segala-galanya,

ga terlalu lama kira 2 jam kami sudah tiba di Cibodas, Alhamdulillah yah .

Oh iyah banyak saran saya sebelum agan-agan, ante-ante mau mendaki Gn. Gede Pangrango.

Point pentingnya:

Simaksi hanya bisa booking online di http://www.gedepangrango.org/online-booking/ kalo mau nekat silahkan dateng langsung paling di tembak harga perorang Rp. 150.000 (harga yang fantastis) itu pengalam temen saya langsung.
Sehat jasmani dan rohani
Equipment yang memadai dan sesuai pada tempatnya, jangan jadi korban film 5KM Tolong Resapi
Jangan sombong, angkuh, ngomong sembarangan dan temen-temennya itu lah, INGET kita tamu di sana saling jaga dan saling menghargai.

Oke lanjut, setibanya kita di Cibodas kira-kira jam 01.00 pagi langsung cari benih-beih kehidupan, nyari warung makan tentunya. tenang kalo mendaki ke gunung ini sebelum pintu masuk nya banyak sekali warung makan yang buka 24 jam bahkan kamar-kamar buat sewaan juga ada loh #NGERIGARAA.

Makan di warung kaki Gn. Gede-pangrango

Next setelah perut keisi secukupnya, kami rehat sejenak kalo bisa tidur usahain tidur biar sejam atau dua jam juga, buat jaga kondisi karena besok seharian full kita tracking.

sebelum mengawali pendakian sangat wajib dan harus kita absen dulu ke sang Khaliq, sholat subuh dan berdoa agar selama di perjalanan dan sampai pulang kembali ke rumah masing-masing semuanya selamat dan tetep sehat wala'fiat, dan tentu nya ada hikmah dan pengalaman yang kita bawa pulang.

sekitar jam 6 pagi kami mulai tracking tentu absen dulu kalo ini ke para algojo-algojo nya TNBTS. untuk prosedurnya kita tukarkan bukti transfer, KTP anggota, dan no booking untuk di tukarkan dengan SIMAKSI (Surat ijin mendaki dan konservasi).

Dan akhirnya hal yang saya inginin alhamdulillah kesampean juga, mendaki gunung.

untuk di hari-hari libur jgn khawatir gunung ini sangat ramai pendaki, selama kami tracking sepanjang jalan itu juga kami terus melihat pendaki-pendaki lain atau para wisatawan yang akan ke Curug Cibeureum, yup di gunung ini punya ke indahan lain yaitu Curug Cibeureum di post selanjutnya insya Allah akan saya bahas.

sepanjang tracking kami di suguhi pemandangan yang sangat indah dan luar biasa, maklum pecinta alam pemula hehe. salah satu yang bikin saya kagum adalah adanya danau biru yang indah dan tenang di atas gunung,

Danau biru Gn. Gede-pangrango

Entah sudah berapa pos yang saya lewati dan kami pun makin terpisah jauh, inget ini sebenarnya ga boleh, kalo naik gunung tetap haru bareng-bareng pas naik dan turun nya, banyak cerita-cerita yang sudah saya baca dari kesalahan fatal itu.

Dan saya pun akhirnya terpisah sendirim bocah ingusan yang baru pertama kali naik gunung stylannya udh kaya mau ke mool, tpi untung nya gunung ini ramai sekali pengunjung nya jdi biarpun pisah dari rombongan saya bisa tetep jalan bareng sama pendaki lain, biar SKSD juga.

untuk air di gunung ini sampai kandang badak masih melimpah ruah, tapi inget kalo untuk minum jgn ambil air belerang.

pos untuk pendakian lewat jalur Cibodas yang paling terkenal yaitu Kandang Batu dan Kandang badak karena cuman itu yang saya hafal. 8 jam sudah saya tracking akhirnya sampai juga kandang badak, ini merupakan pos terakhir untuk pendaki yang akan tracking ke puncak Gn. Gede, di sarankan sampai di kandang badak kita terakhir bawa-bawa karung ehh carriel, karena untuk tracking selanjutnya cukup curam dan di kandang badak ini juga para pendaki yang akan ke puncak gunung gede membuka tenda (camp).

Kandang Badak

Setelah buka tenda dan makan sangat di sarankan untuk segera beristirahat, jangan lupa absen dulu.

saran saya sebelum tidur minum obat penambah stamina karena seharin tadi kita bener-bener menguras tenaga apa lagi bagi saya yang pendaki pemula. saya ga mau ngasih saran minum obat apa yang jelas itu namanya pilkita dan saya sendiri tidak pernah kasih tahu ke temen-temen karena itu sangat rahasia dan kunci kesuksesan saya mencapai puncak.

tepat pukul 2 pagi alarm hp kami pun masing-masing bunyi, yup karena tracking ke puncak masih lumayan jauh sekitar 2 atau 3 jam lagi sesuai stamina masing-masing, inget isi perut dulu sebelum kembali di porsil lagi badan, bawa makanan dan air secukupnya saya sarankan masing-masing bawa 1 botol air minum dan snack tentunya, oia saran saya snacker yah hahah yang ini baru promosi.

inget tetep harus doa dulu dan tetep saling jaga dan awasi.

hal yang paling menantang di tarcking malem ini ialah manjat tebing yang di namain TANJAKAN SYETAN bayangin dah loh malem-malem buta jam 3 pagi suruh naik yang namanya tanjakan syetan, kalo menurut saya itu bukan tanjakan tapi tebing kemirinagannya sekitar 80 derajat, dan entah siapa yang namain seperti itu. tapi tenang ada fasilitas tali nya jadi tenggal pegangan aja dan hati-hati tentunya.

Tanjakan Syetan

Sekitar 2 jam lebih akhirnya kami sampai di PUNCAK GUNUNG GEDE 2.958 mdpl, alhamdulillah puji syukur ke khadirat Allah S.W.T.

Semuah peluh, lelah, keringat akhirnya terbayarkan juga dengan kemegahan ciptaan ALLAH S.W.T yang sangat luar biasa, sungguh indah ciptaanNya sungguh kecil kita di mataNya, tidak ada secuilpun kita untuk bisa menyombongkan diri di hadapanNya.

maha segala puji hanya bagi Allah S.W.T syukur yang tidak ada batasnya atas semua karunia yang telah Allah ciptakan untuk hamba-hambanya.

dan mungkin ini lah mengapa selama ini saya ingin melakukan ini, karena dengan disini kita bisa merasa lebih sangat lemah di hadapanNya dan lebih sangat merasa bersyukur atas ciptaanNya.

Sunrise Gunung Gede-Pangrango

Puncak Gunung Gede

Track puncak Gunung Gede

begitulah sepenggal kisah saya, semoga bermafaat kurang lebihnya mohon maaf, dan jika ada info yang tidak benar tolong koreksi dan kasih masukan, saya sangat terbuka dengan hal itu.

Dunia itu seluas langkah kaki, jelajahi dan jangan pernah takut melangkah untuk menemukan hal baru, hanya dengan itu kita bisa mengerti arti kehidupan dan bisa menyatu dengan alam (soe hok gie) dan bisa lebih mengagumi dan mensyukuri ciptaanNya.

Untuk estimasi biaya karena dulu saya naik di tahun 2014 sekitar Rp. 300.000 total semua dan sesuai rule yang saya jelaskan di atas. kalo sekarang mungkin bisa lebih-lebih dikit hehehe......

SELAMAT MENDAKI ........!!!!!!

INGAT BAWA TURUN LAGI SAMPAHNYA.

Baca juga petualagan saya di :

1. Pendakian Puncak Mahameru yang luar biasa
2. Via Ferrata Climbing Olahraga Anti Mainstream